Sabtu, 15 September 2012

Piaget dan Murid-muridnya


Siegler and Case
Siegler dan Case merupakan murid dari Piaget, dia menentang pernyataan dari Piaget bahwa pekembangan anak berdasarkan atas tingkatan umur. Piaget juga menyatakan memang perubahan-perubahan kuantitatif pada setiap tahapan umur tertentu tergantung asimilisasi dan akomodasi. Asimilasi berarti bertambahnya pengetahuan seseorang, bertambah tinggi, bertambah gemuk, dsb, yang terintegrasi. Pengertian akomodasi menunjuk pada sesuatu yang baru dari sifatnya umum kepada yang khusus menyebabkan perubahan itu terjadi. Terjadinya perubahan yang baru, itulah inti dari akomodasi.
Semakin kita berumur semakin maju kita memonitor apa yang kita ingat, hal ini memicu terjadinya pemikiran diatas pemikiran atau berfikir terhadap apa kita pikirkan yang disebut meta-cognition, yamg menjadikan hal-hal yang tadinya tidak kita mengerti, yang tadinya tidak terasimila
sikan menjadi sesuatu yang baru (terakomodasikan).
Meta-cognition terjadi pada taraf High of thinking. Ini yang dibawakan oleh Case sebagai tokoh yang sangat mengagumi Piaget, meskipun ia membuat kritik terhadap apa yang dikatakan oleh Piaget. Keduanya sama-sama konstruktivisme, tetapi Case menjelaskan bagaimana proses informasi itu masuk dalam proses berfikir kita (Human Information Processing). Siegler menambah apa yang dikatakan oleh Case, perubahan kognitif terjadi karena kita makin berumur, makin banyak belajar, makin memperoleh kemampuan untuk meningkatkan prosedur dan struktur berfikir, yang tadinya tidak seberapa. Waktu kita muda pada saat kita belum berkembang. Makin kita berumur, dan berkembang proses berfikir itu makin diperbaiki. Segala kesenjangan makin hilang itulah yang disebut dengan Human Information Processing.

Vigotsky
Sebelum meninggal di umur 33 tahun, dia menghasilkan suatu psikologi yang mendobrak ilmu psikologi itu sendiri, artinya mengarah bahwa apa yang menjadi perilaku manusia adalah proses menyesuaikan diri dengan apa yang menjadi perilaku masyarakat. Maksudnya perilaku itu akan disesuaikan dengan apa yang seharusnya dimiliki manusia. Hal tersebut mengarah pada faktor lingkungan. Mengatakan bahwa perkembangan kognisi adalah selain transformasi proses dasar biologis (seperti halnya terjadi pada binatang), ada juga teori Fungsi Psikologi Kognisi Tinggi yang mencakup rentangan kemampuan, persepsi, perhatian, memori yang tumbuh dalam konsep sosial dan pendidikan, ini tidak dimiliki oleh binatang.
Fungsi psikologi berfikir tinggi, tumbuh kembang karena berkat faktor lingkungan. Tanpa lingkungan tidak terjadilah apa yang menjadi Psikologi kognisi tinggi, hanya seperti pada binatang menjadi proses biologis saja. Pada manusia bukan hanya terjadi perkembangan dalam arti proses biologis saja (gemuk, tinggi, panjang, dsb); ada juga persepsi, ada juga perhatian, ada juga memori tapi datangnya harus ada transformasi dan kontek sosial dan pendidikan dan ini terjadi melalui hukum-hukum sosial, melalui bahasa, melalui kebudayaan tertentu (konstruksi sosial).

PIAGET VS VIGOTSKY
Berbeda dari Piaget yang semata-mata menyatakan dan menekankan bahwa semua itu terjadi dari dalam, pertumbuhan biologis dari dalam meskipun lingkungan juga sedikit mempengaruhi. Perbedaan antara Piaget dan Vigotsky adalah Piaget, tunggu kematangan dan kesiapan dalam memberikan berbagai pengaruh hidup seseorang.
Piaget juga mengatakan pokoknya harus cocok (Match) antara apa yang menjadi pengaruh dari luar dan dari dalam. Pada dasarnya teori piaget sangat terkait dengan kecocokan (matching) antara apa yang diberikan oleh lingkungan dan apa yang menjadi kesiapan dan kematangan dari dalam. Berbeda dengan pendapat Vigotsky, bukan harus cocok, melainkan berilah sesuatu diatas perkembangan itu (Plus One Matching). Prinsip dari Plus One Matching dikaitkan dengan apa yang disebut daerah-daerah dalam perkembangan yang rendah, yang sangat sensitif untuk di aktualisasikan, suatu jarak antara tingkat perkembangan seseorang, dalam arti tingkat perkembangan yang belum terbentuk dengan apa yang sudah teraktualisasikan. Jadi ibaratnya kalau ada daerah hitam dan putih, yang hitam adalah potensi yang belum teraktualisasikan yang belum berubah menjadi suatu kemampuan. Yang putih adalah potensi yang sudah terktualisasikan. Jarak antara hitam dan putih adalah daerah yang disebut dengan Zone Proximal Development (ZPD). Daerah dari perkembangan yang kurang lebih akan terjadi kemampuan, daerah yang sangat sensitif untuk dipengaruhi. ZPD yang terkenal di seluruh dunia adalah bukan pada bahwa apa yang hitam tapi oleh seorang dalam kaitannya dirinya adalah hasil dari konstruksi belajar. Disisi lain Piaget mengatakan pada umur tertentu manusia sudah dipatokkan. Hal ini dibantah oleh Vigotsky, tidak perlu menunggu umur yang dipatokkan, sebab daerah yang diharapkan kira-kira (proximal) bisa memberikan pengaruh yang cukup, bisa berfikir pada taraf-taraf insight, bisa terjadi pembelajaran, bisa terjadi sesuatu yang tadi tidak match menjadi match.
Sikap perkembangan daerah yang potensial yang disebut ZPD, perkembangan yang potensial untuk menjadi suatu kemampuan yang konkrit. Beda seperti yang dikatakan oleh John Locke (Empirisisme). Tabularasa, ibarat kertas putih, kemudian ditulisi apa yang menjadi perilaku manusia. Bukan ini salah, kita harus cocokan sesuai tingkat perkembangan dan pa yang dimiliki sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang itu (Piaget). Bukan kata Vigotsky bukan harus cocok begini dalam memberikan sesuatu dari aspek. Itu yang disebut daerah yang kira-kira (proximal) memiliki perkembangan potensial untuk diaktualisasikan untuk menjadi kemampuan itu muncul. Untuk itu harus ada persyaratan tertentu agar menjadikan otak kita bergerak atau befikir mampu belajar, memabaca, menulis dan sebagainya.
ZPD adalah jarak antara tingkat perkembangan aktual yang terjadi dengan apa yang masih potensial. Berubah seraya perkembangan menjadi aktual, nyata, realitas, kemampuan, sifat, menjadi sikap, itu perkembangan manusia yang potensial, yang akan menjadi aktual. Disini harus dibantu, dirangsang, bagaimana cara mengelola, harus ada Asisted performance (Adult Guidance/kerjasama peers). Artinya harus ada Scaffolded Instruction tingkatan yang disesuaikan (perancah). Pembelajaran yang diberikan oleh seorang Adult Guidance harus disesuaikan dengan kecepatan belajar seseorang, kemampuan belajar seseorang. Melalui tiga prinsip: 1. Bermakna (Meaningfull); 2. Sesuai dengan kontek sosial; 3. Peluang untuk berubah. Ini merupakan tiga prinsip yang saling mencocokan Resiprocate Teaching Approach dimana anak-anak tidak menunggu kematangan, kesiapan tetapi ditantang untuk lebih maju, lebih berkembang lagi (Vigotsky).
Jadi Vigotsky menjadikan anak tertantang (Child Challange), melakukan aktivitas diatas tingkat perkembangan. Tetapi persaratannya jangan sampai Socio Colt Perspective terabaikan (lingkungan sosial, kebudayaan), dimana ada kerjasama serta interaksi diantara teman sebaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar