Sabtu, 15 September 2012

Kreativitas dan Intelegensi


Menurut Kepler kreativitas, merupakan sesuatu hal yang baru atau memodifikasi hal lama menjadi baru. Suatu proses yang menunjuk pada aktualisasi diri. Apabila sesorang memilih sesuatu dalam hidup, itu berarti ada konsekuensi tertentu dari pilihan itu. Orang dewasa yang sudah matang sebelum memilih suatu pilihan akan mempertimbangkan pilihan-pilihannya tersebut, apakah ada kebaikannya dan apa kekurangannya.
      Proses pilihan merupakan suatu proses yang mengandung suatu upaya yang sebelumnya tidak kita ketahui, apa yang harus kita lakukan dan kita tidak tahu apa yang akan kita hadapi. Kadang-kadang kita berhadapan dengan sesuatu yang baru, kalau pilihan kita jatuh dimana kita bertindak untuk melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu terkait dengan apa yang menjadikan pengalaman kita untuk bisa menunjuk yang baru itu. Segala sesuatu yang baru itu selalu bersandar pada pengalaman masa lalu, pengalaman dari apa yang pernah kita lakukan atau pengalaman dari apa yang menjadi fakta dalam hidup. Sebagai contoh, apabila sesuatu yang baru itu muncul maka terjadilah kedudukan dari proses kreatifitas.
      Kreatifitas itu berkenaan dengan hal-hal yang baru. Koestler, didalam bukunya berkisah tentang Kepler “ bukan matahari yang mengelilingi bumi akan tetapi bumi yang mengelilingi matahari”, “pasang surut air laut tergantung pada posisi bulan”, sorang pelaut akan melihat posisi bulan untuk mengetahui apakah pasang itu air laut itu atau apakah surut air laut sebelum dia melaut. Ini merupakan sesuatu yang baru, suatu ide yang datang dari bidang ilmu lain. Didalam pernyataannya ada penggabungan dua bidang ilmu. Berfikir kreatif atau istilahnya Koestler berfikir biasosiatif, terkait dengan pemikiran yang tidak teratur, baik bukan pemikiran yang vertikal maupun horisontal, tapi pemikiran yang kesamping (lateral). Jadi tindakan kreatif dalam berbagai peak experience dalam berbagai aktualisasi diri itu menimbulkan suatu kreatifitas.
      Kreatifitas itu tidak berfikir pada jalurnya, sifatnya menyebar (divergen), lain dari pada yang lain, menyimpang dari perilaku normal. Orang yang kreatif itu selalu mencentuskan ide-ide yang baru (orisinil). Ide kreatif itu adalah suatu tindakan yang disebut art of creation, menciptakan sesuatu yang baru.
      Koestler, untuk menjadi bisa berfikir kreatif maka kita harus bisa berfikir bisosiatif artinya kita harus bisa menyimpang dari bidang lain, bahwa posisi bulan itu mempengaruhi pasang maupun surut air laut dan hal tersebut memang ada hubungannya, hal itu hanya bisa ditemukan oleh orang yang kreatif. Dan dalam menemukan penemuannya itu setelah mempunyai pengetahuan dan pemahaman dalam berbagai bidang ilmu. Dalam aktualisasi diri yang terdapat pengalaman yang mendalam sekali (peak experience) terkait dengan munculnya kreatifitas yang lain dari pada yang lain. Ciri-ciri orang kreatif apabila diberi pertanyaan itu terkadang jawabannya lebih dari satu atau bahkan banyak sekali.

KREATIVITAS VS INTELEGENSI
      Guilford dan di ikuti oleh Thurstone menyimpulkan bahawa kehidupan intelektual terdiri bukan dari satu kemampuan tunggal yang menghasilkan IQ melainkan berbagai kemampuan antara lain kemampuan kreatif. Item-item dalam tes intelegensi (IQ) menyimpang dari pengukuran yang berfikir kreatif dan divergen. Item-item dalam tes IQ mencakup berfikir konvergen yang menuntut satu jawaban yang benar.
      Guilford berkesimpulan, kreatifitas merupakan salah satu dimensi keberbakatan yang dicari diluar batas-batas IQ tidak selalu bertoleransi dengan dengan IQ. Kreatifitas terdiri dari tiga tingkatan; pertama, Orisinalitas kemudian psikodelik, kita berusaha membuka pikiran kita sendiri dan Iluminatif, merupakan sesuatu hal yang sifatnya benar-benar baru (pencerahan), terpancar dari reaksi maupun perilaku yang benar-benar baru.
      Percobaan Kohler, Mengadakan percobaan dengan menggunakan simpanse, simpanse tersebut dikurung dan di biarkan lapar. Dalam percobaan tersebut makanan (pisang) diletakkkan berada di luar kurungan, jauh dari jangkauan simpanse tersebut. Akan tetapi didalam kurungan terdapat dua jenis tongkat panjang dan pendek. Kemudian yang terjadi adalah simpanse tersebut mencoba kedua jenis tongkat untuk mencoba meraih pisang yang berada di luar kandang, tetapi tetap gagal. Usaha simpanse untuk mencoba mendapatkan pisang tidak berhenti begitu saja tapi kedua jenis tongkat itu dimainkan dan ternyata dapat tersambung, kemudian yanng terjadi pisang tersebut berhasil diraihnya. Di dalam percobaan Kohler tersebut, simpanse mendapatkan pemahaman akan keseluruhan situasi yang kemudian menjadi jawaban akan situasi yang dihadapinya atau insight (pengetahuan yang sbelumnya belum trepikirkan sama sekali).
      Insight merupakan unsur dari kratifitas, apabila kita berfikir menggunakan belahan otak kiri atau belahan otak kanan ketika kita memperoleh insight kita mengetahui pemahaman tahap mana yang harus dicapai. Kreatifitas muncul bersamaan dengan insight, ibarat dua sisi dari satu keping, melalui pemahaman dan pembelajaran yang penting karena itu menyangkut meaning full (penuh dengan makna). Kalau kita memperoleh pemahaman mengenai sesuatu yaitu, makna yang berhasil kita tangkap. Bermakna kalau itu merupakan bagian dari pada satu keseluruhan yang kita tangkap posisinya. Kretifitas terdiri dari beberapa tahapan; pertama yaitu ide, inkubasi (proses pengeraman ide), iluminasi dan verifikasi.
      Aktualisasi diri tidak berhenti pada satu titik saja, begitupun kreatifitas juga tidak berhenti pada satu titik saja, potensinya terus menerus berubah, terus menerus menjadi kekuatan untuk menghadapi perubahan, untuk membangun katabahan, kepercayaan, mengubah sikap apabila tejadi healthy self actualization. Memunculkan kreatifitas dalam hubungannya kita dengan dunia, bagaimana kita memperlakukan orang lain, bagaimana kita memperlakukan anak, istri-suami, guru, murid dan sebagainya. Semuanya itu merupakan aktualisasi dari potensi yang ada dalam diri kita.
      Healthy self actualization itu penting sekali diterapkan di sekolah artinya agar anak didik menjadi anak yang kreatif, Hal ini di dukung oleh pernyataan dari Mashlow, berikanlah pendidikan melalui seni (Education through art). Mereka harus mengalami peak experience, sehingga mereka terinspirasi oleh komposisi-komposisi seni tersebut dan bisa direfleksikan dalam wujud penerimanya. Aktualisasi tersebut akan mengubah anak yang sepenuh hati, sangat ingin mendalami, dan kemudian akan menghargai apa yang dia peroleh.
      Menurut sifatnya kreatifitas dibagi menjadi dua yaitu; primary creativeness dan secondary creativeness. Primary Creativeness, pengalaman yang didapat melalui inspirasi, ide yang muncul, inkubasi, komunikasi, dan verifikasi. Sedangkan secondary creativeness, mengekspresikan ide yang berasal dari orang lain, ada penyulutnya (trigger) dalam mengekspresikan sesuatu.
      Tolstoy penulis termasyur dari Rusia, dalam bukunya War and Peace yang terkenal di dunia bercerita tentang perang dan damai, merupakan contoh dari primary creativeness. Di dalam bukunya disampaikan bahwa primary creativeness tidak muncul dengan sendirinya 10% merupakan ide sedangkan 90% terdiri dari ketrampilan, komitmen, kerja keras melalui keringat atau transpirasi. Yang penting sekali dalam kreatifitas harus ada trance dance of self ( Jadi seakan-akan kita berada di dalam suatu dunia, akan tetapi kita tidak termasuk dalam dunia tersebut, maksudnya kita begitu memikirkan, menghayati sesuatu yang begitu mendalam sehingga kita tidak memikirkan diri kita sendiri akan tetapi memikirkan penghayatan hal-hal yang sedang kita alami dan realitas yang kita amati). Dan itu yang akan terjadi, kalau kita bisa mengalami peak experience, pengalaman yang mendalam, pengalaman-pengalaman diperkaya dengan pengalaman hari ini (total involvement).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar