Adalah
mazhab-mazhab yang terbaru. Neuroscience berkembang dan dikombinasikan dengan
psikologi menjadi Neurocognition. Neurocognition bertolak dari Brain based
research (penelitian otak), berkaitan dengan belahan otak kiri dan kanan yang
fungsinya berbeda-beda. Disarankan bagi orang yang memiliki problem/masalah
agar dapat menggunakan kedua belahan otaknya (kiri dan kanan) untuk
menyelesaikan/mengatasi masalahnya. Bagi orang yang menyelesaikan problemnya
dengan menggunakan belahan otak kiri maka akan berfikir logic, linearity (lurus
saja, teratur, sistematis), language, math. Orang tersebut hanya dapat
mengerjakan pekerjaan/sesuatu satu fokus saja (concentrative). Sementara bagi
orang yang selalu menggunakan belahan otak kanan akan berfikir forms
(berbentuk), patterns (berpola)/mazhab ke 3 (Maslow), imagination, musical
appreciation, spatial manipulation (cepat menanggapi sesuatu). Orang yang
selalu menggunakan belahan otak kanan adalah orang yang bisa berpikir dua/tiga
hal sekaligus (menanggapi/mengerjakan yang berbeda-beda sekaligus) yang disebut
mine distributive. Orang tersebut dapat memanipulasi sesuatu menjadi
bentuk lain (berpikir deduktif bukan berpikir induktif).
Jadi Brain
based research mempunyai dampak luar biasa terhadap pembelajaran, cara berpikir
seseorang / berbuat dan tanggapannya terhadap dunia.
Bagi
masalah/problem-problem yang ditangani dengan menggunakan kedua belahan otak
(how to stimulate both hemispheres) dapat dilakukan dengan cara memperkaya
lingkungan (nourish environment) yaitu lingkungan belajar yang mengundang kita
untuk berbuat sesuatu / terlibat penuh / mendalami apa yang kita lakukan pada
kegiatan belajar mengajar (an invitational learning environment), karena dengan
lingkungan yang kaya akan menstimulasi kedua belahan otak. Sementara bila
lingkungan yang miskin tidak akan ada rangsangan yang dapat menstimulasi kedua
belahan otak tersebut.
Dengan
memperkaya lingkungan maka akan merangsang synaptic (aktivitas interaksi antar
sel-sel semakin cepat), sehingga dapat menghasilkan create myelin (Belajar yang
dipercepat dan bisa ditingkatkan kadar mentalnya / accelerate dan escalate
learning). Misalnya : anak kecil bisa cepat membaca bila sering diceritakan
dengan gambar-gambar yang ada tulisannya digambar tersebut.
Cara berpikir
tinggi
Ada dua cara
berpikir tinggi dibelahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kiri cara
berpikirnya lebih kritis (penilaian kritis tentang kebenaran sesuatu)
misalnya matematika. Sementara belahan otak kanan cara berpikirnya lebih
kreatif (penilaian kreatif tentang makna sesuatu).
Dalam setiap
proses berfikir ada dua fase, yaitu intuisi ide / memberikan pencerahan
dan rasio berpikir.
Jadi didalam
tingkat berpikir yang tinggi selalu terkait dengan kedua belahan otak yang
harus saling berinteraksi / menjaga keseimbangannya untuk berfikir kritis dan
berfikir kreatif, cara berfikir ini selalu melalui dua fase yaitu intuisi ide
dan rasio berfikir. Pada orang yang belahan otak kanannya kuat akan cepat
muncul ide/penangan masalah. Sementara orang yang belahan otak kirinya lebih
kuat (sering menghafal, tersistem, rapi), ide jarang muncul.
Dampak dari
Neuroscience terhadap masalah tertentu hanya satu jawaban yang benar (berfikir
konvergen), tetapi dalam berpikir divergen ada banyak jawaban yang benar
(optionnya lebih dari satu)
Koestler menjelaskan
pada belahan otak kanan selalu berpikir Bisosiatif (cara berpikir yang menunjuk
pada kreatifitas). Ada banyak opsi-opsi yang dapat diambil untuk mencari
jawaban yang tepat. Sementara pada belahan otak kiri berpikirnya lebih banyak
secara analitis.
Oleh sebab
itu bila kita ingin menyelesaikan masalah cobalah untuk menggunakan kedua
belahan otak kanan dan kiri, agar dapat mencari beberapa jawaban yang kreatif
dan analitis.
Message:
Neuroscience dan neurocognition sementara ini merupakan madzab-madzab baru.
Neuroscience dikombinasikan dengan ilmu psikologi yang kemudian dikembangkan
menjadi neurocognition bertolak dari penelitian tentang otak (brain based
research).Dalam kaitannya dengan otak, yang terdiri dari belahan otak kiri dan
belahan otak kanan memiliki fungsi dan ciri yang sangat berbeda. Pada belahan
otak kiri dalam hal mengatasi masalah cenderung berfungsi sebagai alat berfikir
logis, teratur, linear, sitematis dan rasional, sedangkan pada belahan otak kanan
dalam mengatasi masalah lebih holistik mengamati sesuatu secara menyeluruh,
imaginatif, kreatif, human dan intuitif. Ketika dalam menyelesaikan masalah
kita sebaiknya tidak hanya menggunakan salah satu belahan otak saja akan tetapi
kita menggunakan kedua belahan otak, baik kiri maupun kanan. Mashlow berbicara
tentang fungsi, aplikasi serta imajinasi yang berkaitan dengan aktualisasi yang
pada umumnya belahan otak kanan yang lebih dominan, menangkap bentuk (form)
sesuatu, pola dari sesuatu (pattern), yang tidak melihat sesuatu secara rinci,
melihat sesuatu secara garis besarnya, memikirkan dua hal yang berbeda
sekaligus (mind distributive). Imajinasi ikut berbicara mampu mengekspresiasi,
memanipulasi dan cepat dalam menanggapi sesuatu.
Brain based research mempunyai dampak yang luar biasa terhadap pola pikir manusia, begitu pula terhadap bagi pembelajaran, cara bersikap dan berbuat terhadap tanggapannya terhadap dirinya. Dalam hal ini masalah pembelajaran salah satunya adalah masalah pengayaan lingkungan, sebab dengan pengayaan lingkungan maka aktifitas sinaptik, yaitu interaksi antara sel-sel neuron akan makin cepat, sel-sel yang berinteraksi tersebut pada kalanya terwujud sel-sel khusus yang disebut Myelin. Myelin ini yang menjadikan belajar itu dapat ditingkatkan, bisa dipercepat akselerasinya dan bisa ditingkatkan kadar mentalnya (escalate). Anak berbakat dalam pembelajaran harus ditingkatkan kadar mentalnya, harus mampu berfikir pada tingkat tinggi dan harus berfikir cepat. Jadi kalau kita menginginkan sel-sel Mylin itu tercipta maka aktifitas sinaptiknya dipercepat, untuk mempercepat aktifitas sinaptik, tahap awal yang kita lakukan adalah memperkaya lingkungan (nourish environment), lingkungan yang mengundang, suasana yang asyik (an invitational learning environment) yang terkait dengan neuroscience dan dampaknya terhadap belajar.
Pada belahan otak kiri dan belahan otak kanan itu terdapat dua cara berfikir tingkat tinggi (high of thinking) dalam mencari kebenaran terhadap sesuatu yaitu,cara berfikir kritis bila kita menggunakan belahan otak kiri, dan cara berfikir kreatif yaitu sesuatu yang benar tidak selalu mempunyai relevansi dengan pikiran kita (lateral), sesuatu yang bila kita nilai sebagai sesuatu yang bermakna bagi kita. Dalam proses berfikir ada dua fase. Pertama, yaitu intuisi ide, dan fase kedua, yaitu rasio berfikir ketika kita menangani suatu masalah. Jadi di dalam belahan otak kita berfikir tingkat tinggi itu idealnya selalu terkait dengan dua belahan otak yang harus saling berinteraksi, yang harus dijaga keseimbangannya, baik untuk berfikir kritis maupun berfikir kreatif. Dan dalam proses berfikir selalu mengalami dua fase tersebut.
Dampak neuroscience terhadap pembelajaran, bahwa hanya ada satu jawaban yang benar pada pola berfikir konvergen, sebaliknya berfikir divergen, jawaban yang benar lebih dari satu, banyak alternatifnya, opsi yang beragam. Menurut kostler apa yang disebut belahan otak kanan ketika mencari opsi jawaban tertentu dari berbagai ragam opsi, sebagai jawaban atas penyelesaian masalah kita melibatkan belahan otak kiri sebagai penganalisa terhadap masing-masing opsi itu.
Brain based research mempunyai dampak yang luar biasa terhadap pola pikir manusia, begitu pula terhadap bagi pembelajaran, cara bersikap dan berbuat terhadap tanggapannya terhadap dirinya. Dalam hal ini masalah pembelajaran salah satunya adalah masalah pengayaan lingkungan, sebab dengan pengayaan lingkungan maka aktifitas sinaptik, yaitu interaksi antara sel-sel neuron akan makin cepat, sel-sel yang berinteraksi tersebut pada kalanya terwujud sel-sel khusus yang disebut Myelin. Myelin ini yang menjadikan belajar itu dapat ditingkatkan, bisa dipercepat akselerasinya dan bisa ditingkatkan kadar mentalnya (escalate). Anak berbakat dalam pembelajaran harus ditingkatkan kadar mentalnya, harus mampu berfikir pada tingkat tinggi dan harus berfikir cepat. Jadi kalau kita menginginkan sel-sel Mylin itu tercipta maka aktifitas sinaptiknya dipercepat, untuk mempercepat aktifitas sinaptik, tahap awal yang kita lakukan adalah memperkaya lingkungan (nourish environment), lingkungan yang mengundang, suasana yang asyik (an invitational learning environment) yang terkait dengan neuroscience dan dampaknya terhadap belajar.
Pada belahan otak kiri dan belahan otak kanan itu terdapat dua cara berfikir tingkat tinggi (high of thinking) dalam mencari kebenaran terhadap sesuatu yaitu,cara berfikir kritis bila kita menggunakan belahan otak kiri, dan cara berfikir kreatif yaitu sesuatu yang benar tidak selalu mempunyai relevansi dengan pikiran kita (lateral), sesuatu yang bila kita nilai sebagai sesuatu yang bermakna bagi kita. Dalam proses berfikir ada dua fase. Pertama, yaitu intuisi ide, dan fase kedua, yaitu rasio berfikir ketika kita menangani suatu masalah. Jadi di dalam belahan otak kita berfikir tingkat tinggi itu idealnya selalu terkait dengan dua belahan otak yang harus saling berinteraksi, yang harus dijaga keseimbangannya, baik untuk berfikir kritis maupun berfikir kreatif. Dan dalam proses berfikir selalu mengalami dua fase tersebut.
Dampak neuroscience terhadap pembelajaran, bahwa hanya ada satu jawaban yang benar pada pola berfikir konvergen, sebaliknya berfikir divergen, jawaban yang benar lebih dari satu, banyak alternatifnya, opsi yang beragam. Menurut kostler apa yang disebut belahan otak kanan ketika mencari opsi jawaban tertentu dari berbagai ragam opsi, sebagai jawaban atas penyelesaian masalah kita melibatkan belahan otak kiri sebagai penganalisa terhadap masing-masing opsi itu.
Catatan:
berpikir antisipasi = berpikir sesuatu yang belum terjadi
berdasarkan fakta yang ada
berpikir sistemik = melihat keseluruhan terhadap sesuatu (belahan
otak kanan)
berpikir sistematis = logis, linier/teratur
orang yang akan menjadi profesional lebih banyak menggunakan
belahan otak kanan, karena mereka lebih kreatif dan dituntut menjadi
distributif, sementara orang yang akan menjadi akademikus lebih banyak
menggunakan belahan otak kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar