Dua pernyataan ini sering menjadi
perdebatan diantara kita, antara orang yang memilih “nanti bagaimana” atau “bagaimana
nanti”. Untuk orang yang memilih “nanti bagaimana” menjelaskan bahwa pilihannya
adalah paling benar. Bagaimana seseorang bisa menjalani hidup tanpa perencanaan
yang jelas dan memikirkan segala sesuatunya dengan baik.
Untuk orang yang memilih
“bagaimana nanti”, pilihannya sudah sangat benar karena semua kehidupan ini
sudah di tuliskan di Lauh Mahfuz sebelum manusia dilahirkan dan tidak ada yang
bergerak di alam semesta ini tanpa seijin Allah. Artinya manusia tidak perlu
memikirkan “nanti bagaimana” karena semua sudah diatur dan ditentukan oleh
Allah SWT. Sepengetahuan dan sejauh saya kenal, orang-orang yang memilih sikap
“bagaimana nanti” memiliki sikap spritual dan tingkat ibadah dan pengalaman
hidup yang banyak sehingga mereka lebih memilih “bagaimana nanti” karena mereka
lebih senang Allah yang memberikan jalan kepada kita karena sesuatu yang di
berikan oleh Allah akan lebih baik dibandingkan dengan yang kita lakukan.
Dua pernyataan ini menarik karena
secara sadar atau tidak, kita terdoktrin oleh salah satu pernyataan ini dalam
kehidupan kita. Pernyataan “nanti bagaimana” banyak saya temui pada orang-orang
yang memiliki pandangan hidup lebih realistis dan menggunakan logika dan akal
yang lebih banyak dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan ini. Semua hal
sudah direncanakan dengan sangat baik. Umumnya mereka tidak mungkin menjalankan
sesuatu tanpa merencanakan terlebih dahulu. Dan memang banyak orang sikap hidup
seperti ini memiliki kesuksesan dalam kehidupan, dibuktikan dengan pendidikan
yang baik, pekerjaan yang baik, serta status sosial yang baik. Banyak contoh
yang bisa kita temui orang-orang yang memilih sikap hidup seperti ini.
Berbeda cerita dengan orang-orang
yang memilih sikap “bagaimana nanti”. Orang-orang seperti ini sebenarnya, menurut
saya, lebih memiliki kehidupan yang lebih nyaman dan tenang, karena mereka
tidak pernah memberatkan diri mereka dengan harus berpikir “nanti bagaimana”,
10 tahun atau 20 tahun kedepan, mereka mengikuti alur kehidupan yang sudah dituliskan
oleh Allah. Tetapi jangan salah, orang-orang seperti ini umumnya, orang-orang
yang saya kenal, memiliki tingkat spritual dan ketauhidan yang sangat tinggi
sehingga mereka sangat tahu dan sangat sadar dengan pilihan “bagaimana nanti”. Mereka bukan sekedar
orang-orang yang tidak bekerja (mengganggur) dan memiliki pemahaman ilmu agama
yang rendah tetapi mereka memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap agama
sehingga lebih memiliki sikap hidup seperti ini. Salah satu pengalaman saya
berinteraksi dengan teman yang memiliki sikap hidup seperti ini, menurut saya
luar biasa, teman saya saat ini berumur 45 tahun, kalau dilihat dari pencapain
harta, saya pikir sama dengan orang-orang yang bekerja setiap hari. Teman saya
memiliki 2 orang anak, rumah di perumahan, mobil BMW, 2 motor. Dari awal memang
teman saya tidak bekerja. Hanya sebatas mengisi ceramah dan pengajian di
pesantren atau di majelis-majelis.
Ada lagi orang tua yang saya kenal
ketika memutuskan untuk pensiun dini dari perusahaan pemerintah karena ingin
lepas dari hal-hal yang tidak baik seperti korupsi dll, ketika itu anak-anaknya
masih SD. Uang pesangon dari tempat bekerjanya di gunakan untuk usaha tetapi
usahanya gagal, hingga akhirnya ia sadar dan memilih untuk ikhlas terhadap
semua yang terjadi. Yang terjadi sampai saat ini adalah anak-anak kuliah dan
kehidupan berjalan normal seperti orang lain yang tetap bekerja. Keyakinan bahwa
Allah akan selalu membantu hamba Nya yang berbaik sangka (Husnuzon) dan Allah
akan selalu menjaga orang-orang yang selalu berusaha dekat dengan Nya,
merupakan sikap yang umumnya dimiliki oleh orang-orang seperti ini.
Allah memerintahkan manusia untuk berusaha
mencari rizki di muka bumi ini dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
apabila kaum itu tidak berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Kalau diperhatikan
sikap orang yang kedua,”bagaimana nanti” terkesan tidak berusaha dibandingkan
orang yang memilih sikap “nanti bagaimana”. Orang-orang yang memilih kedua sikap
ini saya yakin tetap berusaha, walaupun dalam definisinya, masing-masing
mendefinisikan sendiri apa yang dimaksud dengan “usaha”.Usaha dalam definisinya
kedua sikap ini akan berbeda terminologinya, ada satu cerita yang mungkin bisa
mengilustrasikan arti usaha dari kedua sikap ini.
Ada 2 orang pendaki gunung yang kehabisan makanan
ketika mereka mendaki gunung. Ketika mereka kehabisan makanan, mereka berhenti
dan berdiskusi.
”Saya akan
mencari buah-buahan di hutan. Kamu mau ikut tidak ?” tanya pendaki 1 ke pendaki
2
“Saya mau disini saja, sholat, zikir dan berdoa ke
Allah”, jawab pendaki 2
Dengan sedikit emosi pendaki 1 berkata ke pendaki 2,”
mana mungkin kamu dapat makanan hanya
dengan sholat, zikir dan berdoa. Kamu harus berusaha mencarinya!!”
“silakan saja kamu kalau mau mencari, saya akan
melakukan sholat, zikir dan berdoa,” jawab pendaki 2
Akhirnya pendaki 1 pergi meninggalkan pendaki 2 dan
mencari buah-buahan di hutan. Selang beberapa waktu kemudian, datanglah pendaki
1 dengan membawa buah-buahan. Dia melihat pendaki 2 tetap sedang berzikir. Tanpa
basa-basi, pendaki 1 memakan buah-buahan yang didapatnya. Berhubung buah-buahan
yang dibawanya cukup banyak, maka pendaki 1 tidak dapat menghabiskan seluruh
buah-buahan tersebut. Melihat masih ada sisa buah-buahan dan melihat temannya
juga belum makan sedikitpun, pendaki 1 menawarkan pendaki 2 untuk makan
buah-buahan yang dibawanya.
“kamu kan belum makan, ini masih ada sisa
buah-buahan, makanlah.” Pendaki 1 berkata kepada pendaki 2.
“apa kamu sudah kenyang ?” tanya pendaki 2
“sudah.” Jawab pendaki 1
“kalau begitu terima kasih, saya terima pemberianmu,”
berkata pendaki 2
Akhirnya, keduanya tetap mendapatkan rizkinya walaupun dengan cara dan
usaha yang berbeda. Allah selalu memberikan rizki kepada hamba Nya dengan cara
yang tidak pernah kita tahu.
Mana yang lebih kita pilih, Kita yang mencari jalan
atau Allah yang memberi jalan kepada kita.
Ini hanya sebuah renungan dari sebuah sikap hidup. Semua
orang bebas memahaminya dengan sudut pandang nya masing-masing.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny